XM tidak memberikan layanan kepada penduduk Amerika Serikat.

Bank of Thailand to hold rates at 2.25% for rest of this year, cut in Q1



<html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml"><head><title>RPT-POLL-Bank of Thailand to hold rates at 2.25% for rest of this year, cut in Q1</title></head><body>

Repeats story from Thursday

By Veronica Dudei Maia Khongwir

BENGALURU, Oct 17 (Reuters) -The Bank of Thailand (BOT) will hold its key interest rate at 2.25% at its final policy meeting for the year in December, following an unexpected 25-basis-point cut on Wednesday, according to economists in a Reuters snap poll.

While the BOT's decision on Wednesday to cut rates - the first reduction since May 2020 - surprised most forecasters, assistant governor Sakkapop Panyanukul said the move was "not an easing cycle... just recalibrating the policy interest rate."

The government has been repeatedly urging the central bank to ease policy to stimulate sluggish growth in Southeast Asia's second-largest economy.

A strong majority of economists, 20 of 24, in the Oct. 16-17 poll forecast the central bank to keep its benchmark one-day repurchase rate THCBIR=ECI unchanged at 2.25% on Dec. 18. Four expected a 25 basis point cut.

Among its Asian peers, Bank Indonesia, Bank of Korea and the Philippine central bank have also started cutting rates.

"From a fundamental macroeconomic perspective of growth, inflation and financial stability, we were already seeing rate cuts in the picture. It's just a recalibration of the timing rather than the next step," said Lavanya Venkateswaran, senior ASEAN economist at OCBC Bank.

"The BOT has become more growth supportive and targeted to alleviate debt servicing pressures and boosting consumption. They will probably continue with a shallow rate cutting cycle."

Poll data showed the BOT reducing rates by 25 basis points next quarter to 2.00%. It also forecast rates to stay at that level for the rest of 2025, same as the survey taken before the October monetary policy meeting.

The Thai baht THB= has gained around 3% year-to-date, raising some concerns among economists that a stronger currency could undermine exports and tourism spending.

"The baht had been among the stronger currency performers against the dollar, and the BOT might have judged that to be a risk to economic growth," said Eugene Tan, an associate economist at Moody's Analytics.

"The BOT now faces the delicate task of striking a balance between managing household debt levels relative to GDP and keeping growth sustainable."


(Other stories from the October Reuters global economic poll)



Reporting by Veronica Dudei Maia Khongwir; Polling by Devayani Sathyan
Editing by Shri Navaratnam

</body></html>

Pengungkapan: Entitas XM Group menyediakan layanan khusus eksekusi dan akses ke Fasilitas Trading Online kami, yang memungkinkan Anda untuk melihat dan/atau menggunakan konten yang tersedia pada atau melalui situs, yang tidak untuk mengubah atau memperluas, serta tidak mengubah atau memperluas hal tersebut. Akses dan penggunaan ini selalu sesuai dengan: (i) Syarat dan Ketentuan; (ii) Peringatan Risiko; dan (iii) Pengungkapan Penuh. Oleh karena itu, konten disediakan hanya sebagai informasi umum. Anda juga harus ketahui bahwa konten Fasilitas Trading Online kami bukan sebagai ajakan atau tawaran untuk untuk melakukan transaksi apa pun di pasar finansial. Trading di pasar finansial mana pun melibatkan tingkat risiko yang signifikan pada modal Anda.

Semua materi yang diterbitkan di Fasilitas Trading Online kami hanya untuk tujuan edukasi/informasi dan tidak boleh mengandung nasihat dan rekomendasi finansial, pajak investasi atau trading, catatan harga trading kami, penawaran, permintaan, transaksi dalam instrumen finansial apa pun atau promo finansial untuk Anda yang tidak diminta.

Konten pihak ketiga apa pun, serta konten yang disiapkan oleh XM, seperti opini, berita, riset, analisis, harga, informasi lain atau link ke situs pihak ketiga yang tersedia "sebagaimana adanya", sebagai komentar pasar umum dan bukan menjadi nasihat investasi. Sejauh konten apa pun ditafsirkan sebagai penelitian investasi, Anda harus memperhatikan dan menerima bahwa konten tersebut tidak dimaksudkan dan belum disiapkan sesuai dengan persyaratan hukum yang dirancang untuk mempromosikan kemandirian riset investasi dan dengan demikian akan dianggap sebagai komunikasi pemasaran di bawah hukum dan peraturan yang relevan. Mohon dipastikan bahwa Anda telah membaca dan memahami Notifikasi pada Riset Investasi Non-Independen dan Peringatan Risiko kami mengenai informasi di atas, yang dapat diakses disini.

Peringatan Resiko: Modal Anda beresiko. Produk dengan leverage mungkin tidak cocok bagi semua orang. Silahkan pertimbangkan Pengungkapan Resiko kami.