XM tidak memberikan layanan kepada penduduk Amerika Serikat.

Starbucks new CEO Niccol to improve coffee culture at US stores



<html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml"><head><title>UPDATE 2-Starbucks new CEO Niccol to improve coffee culture at US stores</title></head><body>

Adds background, details form the letter

By Juveria Tabassum

Sept 10 (Reuters) - Starbucks' SBUX.O new CEO Brian Niccol said he would focus on reinvigorating coffeehouse culture at the chain's stores in the U.S. as he takes the helm in the midst of patchy demand for its pricey lattes.

Starbucks named Niccol as its CEO in asurprise move last month, replacing Laxman Narasimhan after the company's comparable sales fell for the second straight quarter this year.

In his first week at the job, Niccol said in an open letter he would initially focus on U.S. stores delivering drinks and food on time and elevating in-store experience for customers in a bid to "reestablish the brand as the community coffeehouse."

There needs to be a clear distinction between "to-go" and "for-here" services at the stores, the former CEO at burrito chain Chipotle Mexican Grill CMG.N added.

Niccol saidhe would spend time in stores, meeting with suppliers and partners in a bid to improve the company's supply chain as well as itsapp and mobile ordering platform.

"In some places — especially in the U.S. — we aren't always delivering. It can feel transactional, menus can feel overwhelming, product is inconsistent, the wait too long or the handoff too hectic. These moments are opportunities for us to do better," he wrote.

Starbucks deployed its Siren System plan, which includes equipment upgrades, across its U.S. company-operated stores in the summer this year to increase the pace of service.

About its business in China, Niccol said Starbucks needed to "capitalize on its strengths" in the market. Competition from more affordable brands has hurt Starbucks in that market, with comparable sales falling in the double digits for two straight quarters.

In July, Narasimhan said on a post-earnings call that Starbucks was open to looking at strategic options, including joint ventures and partnerships for its business in China.

Niccol said Starbucks would work to "dispel misconceptions" about the brand in the Middle East as Western brands take a hit from a spontaneous boycott campaign linked to the Gaza war.

Starbucks has also encountered pressure from activist investor Elliott Investment Management this year to improve its business as the company's sales lagged.



Reporting by Juveria Tabassum in Bengaluru; Editing by Arun Koyyur and Alan Barona

</body></html>

Pengungkapan: Entitas XM Group menyediakan layanan khusus eksekusi dan akses ke Fasilitas Trading Online kami, yang memungkinkan Anda untuk melihat dan/atau menggunakan konten yang tersedia pada atau melalui situs, yang tidak untuk mengubah atau memperluas, serta tidak mengubah atau memperluas hal tersebut. Akses dan penggunaan ini selalu sesuai dengan: (i) Syarat dan Ketentuan; (ii) Peringatan Risiko; dan (iii) Pengungkapan Penuh. Oleh karena itu, konten disediakan hanya sebagai informasi umum. Anda juga harus ketahui bahwa konten Fasilitas Trading Online kami bukan sebagai ajakan atau tawaran untuk untuk melakukan transaksi apa pun di pasar finansial. Trading di pasar finansial mana pun melibatkan tingkat risiko yang signifikan pada modal Anda.

Semua materi yang diterbitkan di Fasilitas Trading Online kami hanya untuk tujuan edukasi/informasi dan tidak boleh mengandung nasihat dan rekomendasi finansial, pajak investasi atau trading, catatan harga trading kami, penawaran, permintaan, transaksi dalam instrumen finansial apa pun atau promo finansial untuk Anda yang tidak diminta.

Konten pihak ketiga apa pun, serta konten yang disiapkan oleh XM, seperti opini, berita, riset, analisis, harga, informasi lain atau link ke situs pihak ketiga yang tersedia "sebagaimana adanya", sebagai komentar pasar umum dan bukan menjadi nasihat investasi. Sejauh konten apa pun ditafsirkan sebagai penelitian investasi, Anda harus memperhatikan dan menerima bahwa konten tersebut tidak dimaksudkan dan belum disiapkan sesuai dengan persyaratan hukum yang dirancang untuk mempromosikan kemandirian riset investasi dan dengan demikian akan dianggap sebagai komunikasi pemasaran di bawah hukum dan peraturan yang relevan. Mohon dipastikan bahwa Anda telah membaca dan memahami Notifikasi pada Riset Investasi Non-Independen dan Peringatan Risiko kami mengenai informasi di atas, yang dapat diakses disini.

Peringatan Resiko: Modal Anda beresiko. Produk dengan leverage mungkin tidak cocok bagi semua orang. Silahkan pertimbangkan Pengungkapan Resiko kami.