XM tidak memberikan layanan kepada penduduk Amerika Serikat.

Starbucks suspends annual forecast as new CEO works on turnaround plan



<html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml"><head><title>UPDATE 4-Starbucks suspends annual forecast as new CEO works on turnaround plan</title></head><body>

Adds details on Q4 results, CEO comment

By Aishwarya Venugopal

Oct 22 (Reuters) -Starbucks Corp SBUX.O suspended its forecast through the next fiscal year as new CEO Brian Niccol looks to turn around the coffee giant struggling with falling demand for its pricey drinks.

The coffee chain also reported preliminary fourth-quarter results, saying same-store sales, net revenue, and profit declined, weighed down by weak demand in the U.S.

Its shares fell about 4% in after-hours trading. The stock has gained nearly 28% since the company named Niccol as CEO in early August.

Niccol, who was named to the top job in a surprise move in August, said, "It's clear we need to fundamentally change our strategy so we can get back to growth and that's exactly what we are doing with our 'Back to Starbucks' plan."

He said Starbucks would simplify its "overly complex menu, fix our pricing architecture."

The company now expects comparable sales to decline 6% in the U.S. and 14% in China for the fourth quarter ended Sept. 29. It suspended annual outlook for the fiscal year that will end in September 2025.

"Despite our heightened investments, we were unable to change the trajectory of our traffic decline," said Chief Financial Officer Rachel Ruggeri. "We are developing a plan to turn around our business, but it will take time."

The company increased its quarterly dividend to 61 cents from 57 cents per share, to boost investor confidence in the turnaround plan, Ruggeri said.

Starbucks' rewards program did not help improve customer traffic. As part of the turnaround plan, Niccol said the company aimed to change its marketing efforts, and shift focus to all customers and not just "Starbucks Rewards" members.

Before taking the helm at Starbucks, Niccol was CEO of Chipotle Mexican Grill CMG.N, where he owned the burrito maker's problems, agreed with critics, and revitalized sales.

At Starbucks, Niccol took over from Laxman Narasimhan, inheriting several challenges at the coffee giant that has been under pressure from an activist investor to improve its business.

The coffee chain is also suffering from increased competition and weak demand in two of its top markets, the U.S. and China.

Niccol had laid out his plan for the first 100 days last month, focused on enhancing customer experience at its stores in the U.S.

The company still plans to hold its scheduled fourth-quarter earnings conference call on Oct. 30.




Reporting by Aishwarya Venugopal in Bengaluru; Editing by Sriraj Kalluvila and Sayantani Ghosh

</body></html>

Pengungkapan: Entitas XM Group menyediakan layanan khusus eksekusi dan akses ke Fasilitas Trading Online kami, yang memungkinkan Anda untuk melihat dan/atau menggunakan konten yang tersedia pada atau melalui situs, yang tidak untuk mengubah atau memperluas, serta tidak mengubah atau memperluas hal tersebut. Akses dan penggunaan ini selalu sesuai dengan: (i) Syarat dan Ketentuan; (ii) Peringatan Risiko; dan (iii) Pengungkapan Penuh. Oleh karena itu, konten disediakan hanya sebagai informasi umum. Anda juga harus ketahui bahwa konten Fasilitas Trading Online kami bukan sebagai ajakan atau tawaran untuk untuk melakukan transaksi apa pun di pasar finansial. Trading di pasar finansial mana pun melibatkan tingkat risiko yang signifikan pada modal Anda.

Semua materi yang diterbitkan di Fasilitas Trading Online kami hanya untuk tujuan edukasi/informasi dan tidak boleh mengandung nasihat dan rekomendasi finansial, pajak investasi atau trading, catatan harga trading kami, penawaran, permintaan, transaksi dalam instrumen finansial apa pun atau promo finansial untuk Anda yang tidak diminta.

Konten pihak ketiga apa pun, serta konten yang disiapkan oleh XM, seperti opini, berita, riset, analisis, harga, informasi lain atau link ke situs pihak ketiga yang tersedia "sebagaimana adanya", sebagai komentar pasar umum dan bukan menjadi nasihat investasi. Sejauh konten apa pun ditafsirkan sebagai penelitian investasi, Anda harus memperhatikan dan menerima bahwa konten tersebut tidak dimaksudkan dan belum disiapkan sesuai dengan persyaratan hukum yang dirancang untuk mempromosikan kemandirian riset investasi dan dengan demikian akan dianggap sebagai komunikasi pemasaran di bawah hukum dan peraturan yang relevan. Mohon dipastikan bahwa Anda telah membaca dan memahami Notifikasi pada Riset Investasi Non-Independen dan Peringatan Risiko kami mengenai informasi di atas, yang dapat diakses disini.

Peringatan Resiko: Modal Anda beresiko. Produk dengan leverage mungkin tidak cocok bagi semua orang. Silahkan pertimbangkan Pengungkapan Resiko kami.