Ericsson forms company with 12 telcos to sell network software
Fixes syntax in paragraph 1
Verizon, Reliance Jio, Deutsche Telekom joins new venture
Ericsson will hold 50% of venture, rest by telecom providers
Ericsson says venture has fully funded business plan for 3 years
Investors committed initial funding, Series B funding if needed
By Supantha Mukherjee, Anna Ringstrom
STOCKHOLM, Sept 12 (Reuters) -Ericsson ERICb.ST said on Thursday it had created a joint venture to sell software with a dozen telecom operators, including Verizon VZ.N, Deutsche Telekom DTEGn.DE and Reliance Jio RELIB.UL.
The software, network application programming interface (API), can help prevent credit card fraud, provide glitch-free entertainment, instant speed boost for gamers, and allow businesses to create hundreds of different features.
Ericsson will hold 50% of the equity in the venture while the telecom providers will hold 50%.
The new company will allow businesses to deploy network APIs that could work in different countries with different telecom networks, similar to how international mobile roaming works.
América Móvil AMXB.MX, AT&T T.N, Airtel BRTI.NS, Orange ORAN.PA , Singtel STELO.UL, Telefonica TEF.MC, Telstra TLS.AX, T-Mobile TMUS.O and Vodafone VOD.L have also joined the venture. Vonage and Google GOOGL.O Cloud will provide access to their ecosystems of millions of developers.
"The recognition that service providers need to agree on common ways of exposing these APIs ... is a tectonic shift in the market," Vonage CEO Niklas Heuveldop said in an interview.
"We haven't seen anything like this since the forming of GSMA 30 years ago." GSMA is a global coalition of telecom companies.
Ericsson bet on network APIs by agreeing to buy Vonage for $6.2 billion in 2021 but since then has taken impairment charges of $4 billion.
While some telecom operators have worked with network APIs, it has been impractical to integrate them across hundreds of individual telecom operators.
"We have set up this venture to accelerate the market and to overcome the challenge," said Deutsche Telekom SVP Peter Arbitter, adding that there would be no disadvantage for telcos joining later.
McKinsey estimated network API market could reach as much as $300 billion in revenue for telecom operators in the next seven years.
Banking and the financial sector would be early adopters of the network APIs due to fraud detection capabilities, the executives said.
A bank can boost 5G speed when it needs to locate a customer's phone in a store when a transaction is taking place to prevent fraud.
"We have a fully funded business plan for three years where all the investors have committed initial funding and also Series B funding if needed," Heuveldop said.
Reporting by Supantha Mukherjee and Anna Ringstrom, editing by Stine Jacobsen and David Evans
Aset Terkait
Berita Terbaru
Pengungkapan: Entitas XM Group menyediakan layanan khusus eksekusi dan akses ke Fasilitas Trading Online kami, yang memungkinkan Anda untuk melihat dan/atau menggunakan konten yang tersedia pada atau melalui situs, yang tidak untuk mengubah atau memperluas, serta tidak mengubah atau memperluas hal tersebut. Akses dan penggunaan ini selalu sesuai dengan: (i) Syarat dan Ketentuan; (ii) Peringatan Risiko; dan (iii) Pengungkapan Penuh. Oleh karena itu, konten disediakan hanya sebagai informasi umum. Anda juga harus ketahui bahwa konten Fasilitas Trading Online kami bukan sebagai ajakan atau tawaran untuk untuk melakukan transaksi apa pun di pasar finansial. Trading di pasar finansial mana pun melibatkan tingkat risiko yang signifikan pada modal Anda.
Semua materi yang diterbitkan di Fasilitas Trading Online kami hanya untuk tujuan edukasi/informasi dan tidak boleh mengandung nasihat dan rekomendasi finansial, pajak investasi atau trading, catatan harga trading kami, penawaran, permintaan, transaksi dalam instrumen finansial apa pun atau promo finansial untuk Anda yang tidak diminta.
Konten pihak ketiga apa pun, serta konten yang disiapkan oleh XM, seperti opini, berita, riset, analisis, harga, informasi lain atau link ke situs pihak ketiga yang tersedia "sebagaimana adanya", sebagai komentar pasar umum dan bukan menjadi nasihat investasi. Sejauh konten apa pun ditafsirkan sebagai penelitian investasi, Anda harus memperhatikan dan menerima bahwa konten tersebut tidak dimaksudkan dan belum disiapkan sesuai dengan persyaratan hukum yang dirancang untuk mempromosikan kemandirian riset investasi dan dengan demikian akan dianggap sebagai komunikasi pemasaran di bawah hukum dan peraturan yang relevan. Mohon dipastikan bahwa Anda telah membaca dan memahami Notifikasi pada Riset Investasi Non-Independen dan Peringatan Risiko kami mengenai informasi di atas, yang dapat diakses disini.
